Minggu, 14 Oktober 2012

Mengenal AEROMETER :)

Besok hari terakhir UTS di semester 3 ini deh. Pas banget penutup UTSnya yaitu pelajaran AFNI (Analisis Fisika Non Instrumental). AFNI itu salah satu bagian dari mapel produktif di jurusan saya (Kimia Analisis). So, mau gak mau harus berjuang nih supaya nilai-nilai mapel produktifnya bisa sebaik mungkin. Pokoknya, jangan sampai ada yang jeblok. Aamiin... :) gak mau ngecewain kedua ortu.

Nah, mulai detik ini saya mau coba strategi baru dalam meraih nilai yang tinggi dengan hasil jerih payah sendiri tetapi ilmu yang diperoleh itu selalu nyangkut di otak. Hehe... hayoo? Ada yang tau caranya bagaimana? Caranya simple kok! Cuma LEARNING while SHARING. Belajar sambil berbagi itu asyik loh, guys! Kita dapat ilmunya, orang lain pun juga dapat. Wuuiihh! manfaatnya 2x lipat!! ^_^

Oke langsung aja yaa? Tujuan saya menulis artikel ini kan adalah supaya  kita sama-sama belajar tentang AFNI. Pada kesempatan yang luar biasa ini yang akan saya bahas hanya tentang Cara Perhitungan Bobot Jenis Cairan menggunakan Aerometer. Mungkin diantara kalian masih ada yang bingung dan baru dengar nama aerometer. Dari kebingungan itu mungkin muncul pertanyaan "Apa itu Aerometer? Alat apa itu? Bagaimana bisa kita mengetahui bobot jenis cairan dengan menggunakan aerometer?"

Well, I will tell it to you! :)

Aerometer adalah suatu benda apung yang dibuat dari kaleng atau kaca yang berongga. Aerometer ini akan terapung dalam suatu zat cair, bagian dasarnya terdapat butiran timbal atau Hg sehingga benda itu dapat mengapung tegak lurus dalam permukaan zat cair.
Aerometer terdiri dari 2 macam, diantaranya:
1. Aerometer dengan volume tetap
2. Aerometer dengan berat tetap

Yang akan dibahas kali ini hanya yang tentang aerometer dengan berat tetap. Alat ini khusus untuk mengukur bobot jenis zat cair. Berdasarkan bobot jenis zat yang akan diukur, maka aerometer terbagi menjadi 2 jenis yaitu, aerometer untuk cairan yang ringan (Bj < 1) dan cairan berat (Bj > 1).




Minggu, 30 Oktober 2011

Persiapan & Pelaksanaan Titrasi

Alat-alat yang diperlukan :
  • Buret + Klem
  • Erlenmeyer
  • Pipet gondok/seukuran
  • Gelas kimia besar dan kecil
  • Labu ukur
  • Kertas hisap + batang pengaduk
Langkah-langkah :
  1. Pasang buret pada klem (posisi buret tegak lurus dan skala buret sejajar dengan mata). Letakkan gelas kimia besar di bawah kran buret. Masukkan melalui mulut buret, larutan yang berada di gelas kimia kecil hingga kira-kira 0,5 cm di atas tanda batas nol buret. Larutan inilah yang akan dijadikan sebagai titran.
  2. Keringkan permukaan dalam buret dengan kertas hisap yang digulung pada batang pengaduk. Ganti gelas kimia besar dengan gelas kimia kecil sebagai wadah di bawah kran buret.
  3. Setelah kering, turunkan larutan melalui kran buret secara perlahan hingga tepat pada tanda nol buret.
  4. Persiapkan erlenmeyer untuk dijadikan wadah ketika melakukan titrasi. Bilas erlenmeyer dengan aquades.
  5. Pindahkan larutan yang ada di labu ukur ke erlenmeyer dengan cara : hisap larutan yang ada di labu ukur dengan pipet gondok (sudah dibersihkan sebelumnya dengan aquades) hingga melebihi tanda batas pipet (kira-kira diatas 0,5 cm tanda batas). Keringkan ujung pipet dengan kertas hisap.
  6. Tanda bataskan larutan tersebut dengan mengeluarkan (sedikit membuka telunjuk) sampai tepat pada tanda batas pipet.
  7. Keluarkan larutan tadi ke dalam erlenmeyer (posisi pipet tegak lurus, sedangkan posisi erlenmeyer miring sehingga larutan mengalir ke dinding erlenmeyer). Biarkan 10 detik pada posisi ini hingga terlihat semua larutan masuk ke dalam erlenmeyer.
  8. Bilas lagi dinding permukaan dalam erlenmeyer dengan aquades.
  9. Simpan kembali pipet dalam tabung reaksi.
  10. Tambahkan larutan indikator ke dalam larutan yang berada di erlenmeyer kira-kira 3 tetes hingga larutan di erlenmeyer berubah warna.
  11. Letakkan erlenmeyer di bawah kran buret. 
  12. Buka kran buret secara perlahan hingga buret mengeluarkan tetes demi tetes titran.
  13. Kocok erlenmeyer dengan kuat. Bila sudah terjadi perubahan warna, hentikan penambahan titran. Ini pertanda bahwa berakhirnya titrasi.
  14. Tutup kran buret.
  15. Lihat berapa titran yang telah dikeluarkan pada buret (mata sejajar dengan skala buret).

Kamis, 22 September 2011

Mempersiapkan Pipet Seukuran/Gondok Untuk Memindahkan Zat dari Labu Ukur ke Erlenmeyer

Alat-alat kimia yang diperlukan :

  • Pipet seukuran/gondok
  • 2 Tabung reaksi
  • Labu ukur
  • Erlenmeyer
  • Gelas kimia/gelas piala
  • Kertas hisap
Prosedur :
  1. 2 tabung reaksi dibilas dengan aquades (sambil diguling-gulingkan). Buang bilasan ke gelas kimia (aquades harus melewati dinding gelas kimia). Lakukan langkah ini sebanyak 3x agar benar-benar bersih.
  2. Isi tabung reaksi dengan sedikit aquades. Hisap dengan pipet gondok gunanya untuk membilas bagian dalam pipet. Ketika membilas, pipet gondok harus dimiring-miringkan hingga aquades membasahi bagian dalam tanda batas. Buang bilasan ke gelas kimia. Lakukan langkah ini sebanyak 3x agar benar-benar bersih.
  3. Bilas lagi tabung reaksi dengan larutan yang sudah dibuat sebelumnya di labu ukur dengan cara dituang. Buang bilasan ke gelas kimia. 
  4. Bilas juga pipet gondok dengan larutan tersebut. Buang bilasan ke gelas kimia. Kini pipet gondok siap digunakan untuk memindahkan larutan dari labu ukur ke erlenmeyer.
  5. Hisap larutan yang berada di labu ukur hingga melebihi tanda batas dengan menggunakan pipet gondok (ujung pipet harus menempel pada dasar labu. Ketika menghisap, pipet gondok dan labu ukur harus dalam posisi tegak)
  6. Lap ujung pipet gondok dengan kertas hisap.
  7. Tanda bataskan larutan yang berada di pipet gondok (masih menggunakan labu ukur). Ketika menanda bataskan, pipet gondok dan labu ukur harus dalam posisi tegak.
  8. Pindahkan larutan yang sudah ditanda bataskan di pipet gondok ke erlenmeyer. Ketika memipet, usahakan pipet gondok dalam posisi tegak dan ujung pipet menempel mulut erlenmeyer, sedangkan erlenmeyer dalam posisi miring. 
  9. Terakhir, semprot dinding-dinding erlenmeyer dengan aquadest. 

Senin, 19 September 2011

Cara Melarutkan Zat Padat ke Dalam Labu Ukur

Alat-alat kimia yang dibutuhkan :

  • Botol  timbang
  • Corong panjang
  • Labu ukur/labu erlenmeyer
  • Kertas hisap
  • Batang pengaduk
  • Pipet tetes
Langkah-langkah :
  1. Masukkan padatan yang hendak dilarutkan ke dalam botol timbang.
  2. Masukkan corong ke labu ukur, selipkan kertas hisap di batang corong.
  3. Angkat bersamaan botol timbang beserta tutupnya ke atas corong. 
  4. Lalu, ambil tutup botol timbangnya saja dan semprotkan dengan aquadest hingga bersih (tutup botol timbang sambil diputar-putar).
  5. Taruh batang pengaduk ke dalam botol timbang, alirkan aquadest ke batang pengaduk tersebut sampai setengahnya. Aduk-aduk dengan batang pengaduk, angkat bersamaan (botol timbang & batang pengaduk) ke atas corong. Tempelkan ujung batang pengaduk ke dinding corong. Tuang larutan yang berada di botol timbang. Jangan lupa ketika menuang, alirkan ke batang pengaduk.
  6. Lakukan langkah no. 6 berulang-ulang (minimal 3 atau 4 kali) hingga kamu benar-benar yakin bahwa tidak ada zat yang menempel di botol timbang tersebut.
  7. Bilas corong dengan aquadest (semprot dinding corong secara mengeliling). Begitu juga dengan batang corongnya. Lepaskan kertas hisap yang masih menyelip di batang corong, lalu semprotkan batang corongnya dengan aquadest (sambil diputar-putar) hingga bersih. Setelah itu letakkan corong dalam posisi tengkurap.
  8. Bersihkan mulut/batang labu ukur sampai bersih dengan aquadest (sambil diputar-putar).
  9. Isi labu ukur dengan aquadest hingga 1/2 cm sebelum garis tanda batas (semprot aquadest melewati dinding batang labu ukur).
  10. Lap dinding batang labu ukur dengan kertas hisap.
  11. Gunakan pipet tetes untuk mengambil dan menuangkan aquadest ke labu ukur hingga mencapai tepat di tanda batas labu ukur. Lakukan dengan hati-hati! Jangan sampai mengenai dinding batang labu ukur.
  12. Tutup labu ukur, angkat dan homogenkan (seperti menggunakan barble).

Jumat, 02 September 2011

Apa sih ikatan kimia itu??

Masih gak ngerti tentang ikatan kimia?? Saya punya solusinyaa! Kebetulan tadi lagi iseng-iseng nyari artikel tentang ikatan kimia, eh ketemu jugaa! Saya yg tadinya gak ngerti sama sekali, alhamdulillah jadi lebih ngerti sekarang berkat artikel tersebut.

Penasaran yaa?? Oke cekidot, yuk dibaca!

Rabu, 10 Agustus 2011

Larutan Baku Primer

Larutan baku adalah larutan yang konsentrasinya sudah diketahui dengan pasti
Larutan baku dapat dibuat dengan cara penimbangan zatnya lalu dilarutkan dalam sejumlah pelarut(air). Larutan baku ini sangat bergantung pada jenis zat yang ditimbangnya/dibuat.
Larutan yang dibuat dari zat yang memenuhi syarat-syarat tertentu disebut larutan baku primer. Syarat agar suatu zat menjadi larutan baku primer adalah:
  1. Mudah diperoleh, dimurnikan, dikeringkan (jika mungkin pada suhu 110-1200C) dan disimpan dalam keadaan murni.
  2. Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan di udara.
  3. Zat tersebut dapat diuji kadar pengotornya dengan uji kualitatif dan kepekaan tertentu.
  4. Sedapat mungkin mempunyai massa relatif dan massa ekivalen yang besar, sehingga kesalahan karena penimbangan dapat diabaikan.
  5. Zat tersebut harus mudah larut dalam pelarut yang dipilih
  6. Reaksi yang berlangsung dengan pereaksi tersebut harus bersifat stoikiometrik dan langsung. kesalahan titrasi harus dapat diabaikan atau dapat ditentukan secara tepat dan mudah.
Larutan baku primer biasanya dibuat hanya sedikit, penimbangan yang dilakukanpun harus teliti, dan dilarutkan dengan volume yang akurat. Pembuatan larutan baku primer ini biasanya dilakukan dalam labu ukur yang volumenya tertentu. Zat yang dapat dibuat sebagai larutan baku primer adalah asam oksalat, Boraks, asam benzoat(C6H5COOH), K2Cr2O7, AS2O3, NaCl.
Konsentrasi larutan baku yang digunakan dapat berupa molaritas(jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan) dan normalitas (jumlah ekivalen zat terlarut dalam satu liter larutan). Satuan molaritas merupakan satuan dasar yang digunakan secara internasional, sedangkan satuan normalitas biasa juga dilakukan dalam analisis karena dapat memudahkan perhitungan.

Membuat Larutan Baku Primer
  • Tentukan dahulu berapa banyak larutan yang akan dibuat, zat apa yang akan dibuat menjadi larutan baku primer, dan berapa besar konsentrasinya. Misalnya 100 cm3 larutan asam oksalat 0,1 M.
  • Setelah itu hitung berapa massa yang harus ditimbang dan siapkan peralatan sesuai yang diperlukan (gelas kimia kecil atau botol timbang, corong pendek, batang pengaduk , botol semprot, labu ukur sesuai dengan volume yang akan dibuat). Keadaan alat harus bersih dan siap untuk segera dipakai.
  • Timbang zat sesuai dengan perhitungan dan timbang dengan teliti (sampai 4 desimal) dalam gelas kimia kecil atau botol timbang, lalu catat hasil penimbangan tersebut dengan baik untuk menentukan konsentrasi secara akurat.
  • Siapkan wadah(labu ukur) untuk melarutkan dan pada ujung (mulut labu ukur) diletakkan corong pendek.
  • Larutkan zat dengan sedikit air dan aduk sampai sebanyak mungkin zat padat tersebut larut, jika sudah tidak dapat larut lagi tuangkan larutan ini ke dalam labu ukur yang sudah siap(di atas) dan lanjutkan pelarutan sampai semua zat padat terlarut.
  • Setelah semua zat padat terlarut bilas gelas kimia kecil atau botol timbang tersebut dan air dan air bilasannya dimasukan dalam labu ukur. Setelah itu lakukan pembilasan dengan cara gelas kimia kecil atau botol timbang dan batang pengaduk dipegang dengan tangan kiri dan letakkan di atas corong pendek yang di bawahnya terdapat labu ukur, lalu semprotkan air dari botol semprot pada gelas kimia tersebut. Hati-hati penyemprotan air ini jangan sampai airnya terpercik ke luar. Lakukan ini minimal 3 kali, lalu letakkan gelas kimia kecil dan semprot batang pengaduknya lalu angkat batang pengaduk dan simpan. Bilas juga corongnya 3 kali baru corong diangkat perlahan-lahan sambil tangkainya dibilas.
  • Isikan air sampai mendekati tanda batas lalu keringkan bagian dalam di atas larutan dengan kertas isap(hati-hati jangan sampai kertas isap masuk dalam larutan).
  • Tanda bataskan labu dengan cara meneteskan air dari pipet tetes yang bagian luarnya kering ke atas larutan. Tutup labu dan aduk-aduk campuran dengan cara pegang tutup labu dengan jari tangan dan ujung labu yang lain diletakan pada tangan. Gerak-gerakkan tangan turun naik sebanyak 10 kali maka larutahn baku primer siap untuk digunakan.
  • Lakukan juga pembuatan larutan baku primer untuk larutan boraks. Setelah ditimbang, boraks ini ditambahkan air lalu dipanaskan dengan sedikit air sampai boraks larut , lalu tambahkan lagi sedikit air dan biarkan mendingin baru dilarutkan seperti di atas.